WONOSARI – Tetap produktif di bulan Ramadhan, mengapa tidak? Dalam suasana Bulan Ramadhan ini, strategi dan inovasi diperlukan untuk tetap menjaga produktivitas. Tak terkecuali melalui kegiatan pembinaan kemandirian Lapas Kelas IIB Wonosari Kanwil Kemenkumham DIY yang senantiasa mendorong warga binaannya untuk tetap produktif.
Langkah itulah yang mampu memberikan dampak positif dalam mengisi kegiatan di bulan puasa. Melalui kegiatan pembinaan kemandirian, warga binaan dibekali berbagai keterampilan mulai dari berseni kriya, hingga berkebun.
Sebagaimana dalam kegiatan Kamis (14/04) pagi ini, warga binaan Lapas Wonosari antusias mengolah lahan di halaman dalam untuk menanam pisang dan sawi. Produksi pisang merupakan salah satu produk unggulan dari Lapas Wonosari, yang telah rutin berhasil panen dan laku terjual. Selain di halaman dalam lapas, pisang juga ditanam di area Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE).
Tak hanya mengolah lahan dengan hasil buah pisang, prodiktivitas juga ditunjukkan melalui kegiatan pembinaan kemandirian yang lainnya, yaitu menanam sawi. Kegiatan budidaya sawi oleh warga binaan yang difasilitasi oleh bagian Pembinaan Kemandirian. Hasil panen dari sayuran tersebut digunakan untuk konsumi warga binaan dan sebagian dijual ke masyarakat.
Sementara itu, dari tangan-tangan kreatif warga binaan, mereka juga mengolah “gedebog” pisang dapat diolah dalam bentuk anyaman yang menghasilkan barang bernilai guna dan seni. Selain itu, produk yang telah dihasilkan dari produksi gedebog pisang juga telah banyak dipesan oleh pembeli, sehingga dampak ekonomis juga dihadirkan. Kegiatan ini juga merupakan kerjasama dengan pihak ketiga yaitu, Nayakawa Craft.
Kegiatan kemandirian lain yang dikerjakan oleh warga binaan adalah menjahit, mebeller dan produksi wedang uwuh “Nikmat Taubat”.
Kepala Lapas Wonosari, Marjiyanto menyampaikan bahwa berbagai kegiatan pembinaan kemandirian tersebut betul-betul menunjukkan bahwa Lapas Wonosari konsisten dalam upaya mengembangkan pembinaan bagi WBP.
“Pembinaan menjadi bagian dari hak para warga binaan selama menjalani masa pidana di Lapas, yang nantinya dapat menjadi bekal ketika kembali ke masyarakat. Dilihat dari sisi psikologis, kegiatan pembinaan kemandirian tersebut juga dapat menjadi pengisi waktu luang bagi warga binaan selama menjalani masa pidananya, sehingga dapat mengurangi tingkat kejenuhan yang dialami para warga binaan selama menjalani masa pidana di Lapas, “ jelas Kalapas.